Thursday 28 May 2009

Hidup ini

Taken from harian metro

HIDUP kita di dunia ini tidak lebih pengembara yang sedang berteduh di bawah naungan sebatang pokok di tengah padang pasir yang terbentang luas. Selepas itu kita akan berlalu meninggalkannya.

Rasulullah bersabda, maksudnya: "Hidup aku di dunia ini diibaratkan pengembara di atas kenderaan, kemudian berhenti berteduh di bawah pokok yang rendang, kemudian aku berlalu."


Kita menikmati kehidupan di dunia ini juga tidak lebih daripada untuk menghadapi ujian Allah, yang dapat mengukur sejauh mana tahap ketakwaan kita terhadap Allah bukannya semata-mata berseronok.

Jika tidak diuji dengan pelbagai cubaan yang sebahagian besarnya adalah perkara tidak diingini oleh nafsu manusia, sudah tentu kita tidak dapat membuktikan diri kita sebagai seorang yang bertakwa.

Ada orang mengatakan kekayaan itulah matlamat hidup di dunia tetapi ia tidak benar kerana kekayaan tidak dapat melahirkan kesejahteraan. Kadangkala harta kekayaan lesap dalam waktu yang singkat.

Sekiranya ada orang mengatakan kecantikan adalah matlamat hidupnya, itu juga salah, kerana kecantikan akan pudar apabila sampai waktunya.

Jika pangkat, darjat dan pengaruhnya boleh mencapai matlamat hidupnya, ia juga salah, kerana ia tidak kekal, ada turun naik, malah boleh lenyap.

Hakikatnya, yang kekal abadi dalam hidup kita di dunia ini ialah keredaan Allah. Justeru, fahamilah hidup kita di dunia ini ialah sementara saja dan akhirat juga yang kekal selama-lamanya.

Justeru, dalam mengejar dunia, berpada-padalah dan jangan sampai bekal untuk kehidupan di akhirat keciciran.

Shopping

Bismillah..
Baru semalam ku tulis ku x suka shopping..
Yup i do not like shopping. Not for me

But i do love to buy it for others especially to my family..
And i dont really care much. That is the thing that i need to fix on.
My friend, she will not only buy the shoes but she will have a look and
check whether it is suit or not, water resistance or not and so on.

Before i went shopping i received a call from Cressida..
Huhuh.. Wats happening..
She told me to go and meet her in the kitchen room..
I dont asked much since i think it just a meet.. nothing much..

However when i went there.......
Then i know that i need to face up the external examiner..
Subhanallah.. at that time, i dont really feel nervous
since he asked me a simple thing that i can answer.. Alhamdulillah
But after that, then it comes the challenge..
He asked me questions on my previous learning year..
Laila ha illallah.... Subhanallah 3x...

To Allah i belong and to Him i will return..

Only Allah knows the best kan..

So to people out there, if you received a call from your department
in out of blue especially after exam, be prepared ok..

Alhamdulillah now i just pray to the One to give me the best result..
And the result will come out unofficially tomorrow!!!!

Pray for us ok!!!

'Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, nescaya aku akan menambah(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari(nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat"

Jadi marilah kite mengucap ALHAMDULILLAH SELALU ;)

Wednesday 27 May 2009

Jadilah Seperti Lebah





From dakwahtuna.com

Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.

Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peranan dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:

Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.

Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.

Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:

Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)

Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).

Mengeluarkan yang bersih.

Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!

Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.

Tidak pernah merusak

Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.

Bekerja keras

Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Insyirah: 7)

Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.

Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan

Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)

Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu

Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a’lam. []

“Leave the world to those who hanker after it, as they leave the Afterlife to its seekers. And be in this world as the bee: it eats only good, produces only good, and when it rests upon anything it neither ruins it nor deflowers it.” Words from an ascetics. Taken from http://muslimmatters.org/2007/07/28/be-like-the-bee/

Sekalung Hijab

Bismillah..

Ini kisah hidup ku.. Di sambung dari multiply kepada blogspot..
Moga ada manfaat untuk yang membacanya..

InsyaAllah permulaan dan pengakhiran kepada kisah hidup ku..
Selama mana ia mampu bertahan?

Aku jua tidak pasti namun ku harap akan terus bertahan sehingga ke anak pinak..
Mungkin boleh jua the next generation of me continue this blog page.. InsyaAllah

p/s: special thanks to my beloved friend(^-^) who help me finding this beautiful name for this blog --> sekalung hijab..